KOMPAS.com – Ketupat telah lama dikenal sebagai sajian khas saat Idul Fitri tiba.
Biasanya, ketupat dihidangkan sebagai pelengkap dalam hidangan seperti sayur lodeh dan urap-urap, yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan lebaran di Indonesia.
Namun, selain disajikan sebagai makanan, ketupat juga memiliki tradisi unik di sejumlah daerah di Indonesia.
Di beberapa tempat, ketupat digantung di atas pintu-pintu rumah.
Lantas, apa makna dan alasan di balik kebiasaan ini?
Baca juga: Resep Ketupat Lebaran untuk 10 Orang, Cuma Pakai 2 Bahan
Konon, kebiasaan menggantung ketupat sudah dilakukan secara turun-temurun sejak dulu kala.
Dikutip dari laman Kampus Melayu, Guru Besar dan Ketua STAIN Bengkalis Samsul Nizar mengatakan, sebelum Islam masuk ke Indonesia, ketupat yang digantung dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan.
Ia menjelaskan, pada abad ke-15 Masehi, Sunan Kalijaga mulai mengenalkan Islam salah satunya melalui ketupat.
Pemilihan ketupat sebagai sarana mengenalkan Islam, karena pada masa itu masyarakat sudah familiar dengan ketupat.
Masyarakat lokal pada zaman itu sudah terbiasa menggantungkan ketupat di depan rumah.
Baca juga: 7 Makanan Lebaran di Indonesia, Tak Hanya Ketupat dan Opor
Sunan Kalijaga lalu mengubah tradisi yang demikian dengan menjadikan ketupat sebagai sajian bernuansa Islami untuk menghilangkan unsur-unsur magis yang mengikatnya.
Sementara itu, Dosen Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk Muhammad Syaifullah mengatakan, umumnya masyarakat beranggapan ketupat yang digantung di atas pintu, merupakan wujud penghormatan kepada roh keluarga yang telah meninggal dunia.
Pada masa Sunan Kalijaga ketupat lumrah dibagikan kepada tetangga. Sehingga kebiasaan menggantung ketupat di atas pintu diadaptasi dari tradisi Jawa tempo dulu.
"Secara logika, ketupat sengaja digantung untuk menunjukan kepada tetangga, bahwa rumah tersebut memiliki ketupat untuk dimakan bersama," kata Syaifullah dikutip dari laman NU Online.
Sementara itu, Sejarawan Universitas Padjajaran Bandung, Fadly Rahman mengatakan, pada zaman dulu, terdapat tradisi menggantung ketupat yang dilakukan di tanduk kerbau.