KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan para orang tua untuk tidak memberi anak makanan yang mengandung kadar gula tinggi dan karbohidrat cepat serap saat perjalanan mudik.
Sebab, jenis makanan tersebut dianggap dapat memengaruhi kondisi kesehatan anak-anak yang mengarah pada kerugian.
Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menyebut sejumlah orang tua seringkali memilih camilan kemasan sebagai bekal anak di perjalanan.
Baca juga: Tips Cegah Berat Badan Naik Saat Puasa Menurut Dokter
Ia pun menyesalkan pemilihan jenis makanan itu karena dapat berpengaruh terhadap imunitas anak-anak.
"Seperti yang kita tahu perjalanan mudik seringkali membuat orang tua lebih permisif terhadap makanan anak, termasuk memberikan camilan manis dan minuman tinggi gula agar anak anteng," ujarnya pada Senin (24/3/2025), dikutip dari Antara.
Piprim menjelaskan, konsumsi gula yang berlebihan dapat menurunkan imunitas anak selama perjalanan karena fungsi sel imun (neutrofil) dapat menurun hingga 40 persen dalam beberapa jam setelah konsumsi.
Menurutnya, jenis makanan lain seperti roti tawar putih, biskuit, dan nasi putih juga sebaiknya tidak diberikan kepada anak apalagi dalam porsi berlebihan dalam perjalanan mudik Lebaran.
Sebab, semua makanan tersebut mengandung karbohidrat cepat serap yang dapat meningkatkan kadar gula darah hingga menurunkan daya tahan tubuh anak dan memicu gangguan pencernaan serta perilaku hiperaktif.
"Kalau kadar gula darah tinggi akan memicu lonjakan energi sesaat, kemudian anak akan cepat lapar lagi akhirnya nanti jadi tantrum dan rewel. Jadi intinya, camilan kemasan tinggi gula dan karbohidrat olahan bisa memicu sindrom metabolik sejak dini jika dikonsumsi terus-menerus," terangnya.
Piprim menyarankan bagi orang tua yang ingin membawakan anaknya bekal selama perjalanan, lebih memilih makanan dengan kandungan banyak protein hewani seperti telur, ayam, ikan, dan daging.
Baca juga: 5 Dampak Buruk Anak-anak Tidak Sahur Saat Puasa Menurut Dokter
Orang tua dapat mengolahnya menjadi bekal makanan sehat yang bergizi dan awet dibawa selama perjalanan. Contohnya seperti telur rebus, ikan goreng, atau daging rendang.
Protein hewani juga dapat diolah menjadi masakan tradisional berupa lemper atau arem-arem yang mudah dimakan dan disukai anak-anak.
Piprim menerangkan, bekal makanan yang mengandung protein hewani itu lebih baik karena membantu menstabilkan kadar gula dalam darah, memperbaiki jaringan tubuh dan memperkuat sistem imun anak hingga dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama di perjalanan.
"Jadi mohon pastikan hindari jajanan sembarangan, jangan mengonsumsi banyak gula, dan lebih baik bawa makanan sehat dari rumah," imbau Piprim.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) telah melakukan survei terkait potensi pergerakan masyarakat selama periode Lebaran 2025.
Bekerja sama dengan Litbang Kompas, hasil survei menyebutkan, potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran tahun ini diprediksi mencapai 146,48 juta jiwa atau setara 52 persen dari total penduduk Indonesia.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi turut memproyeksikan puncak arus mudik Lebaran tahun 2025 akan terjadi pada 28 Maret, dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 12,1 juta orang dengan penerapan kebijakan Work From Anywhere (WFA/bekerja dari mana saja).
Baca juga: Ini Kriteria Alas Kaki yang Sebaiknya Dipakai Saat Banjir Menurut Dokter Kulit
Hal lain yang disampaikan yakni puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 atau 6 April 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 31,49 juta orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.